Para ibu hendaknya menyusui bayi mereka selama dua tahun penuh dan para ayah (suami) memberi makan dan pakaian kepada para istri mereka yang sedang menyusui. (Al Baqarah ayat 223).
Ibu masa kini tidak hanya mengurus bayinya dirumah, ia pun merintis kariernya. Kewajiban membesarkan dan mendidik anak bukan hanya tugas ibu. Terinspirasi dari postingan seorang ayah, perihal bagaimana menghangatkan ASI yang diperas oleh ibu sebelum meninggalkan bayi dan disimpannya di lemari pendingin.
ASI dalam botol direndam di baskom berisi air hangat suam kuku bukan air panas mendidih. Cairkan dengan menggoyang-goyang botol susu dengan tidak melakukan perubahan suhu susu secara mendadak yg berakibat merusak kandungan imun, vitamin dan protein ASI.
Berikut lebih detailnya...
Ambil ASI yang disimpan berdasarkan waktu pemerahan ASI (yang pertama diperah harus diberikan lebih dulu).
Untuk ASI yang disimpan di lemari pendingin cukup dihangatkan dengan carameletakkan botol di wadah berisi air hangat selama 15 menit, sambil dikocok secara perlahan.
Untuk ASI beku/ disimpan dalam freezer, sebaiknya dicairkan terlebih dahulu di dalam lemari pendingin selama 12 jam. Letakkan wadah di lemari pendingin pada malam sebelum ASI dibutuhkan. Hindari membiarkan wadah pada suhu kamar untuk mencairkan ASI. ASI yang sudah dicairkan tapi tidak jadi diberikan kepada bayi, tidak dapat dibekukan kembali, namun dapat disimpan di dalam lemari pendingin selama 24 jam.
Jika diperlukan cara pencairan yang lebih cepat, ASI dapat dicairkan dengan cara dialiri atau direndam dengan air. Pegang wadah ASI di bawah aliran air dengan suhu ruang dan tingkatkan temperatur air secara bertahap hingga ASI mencair. Atau letakkan wadah ASI di dalam mangkuk berisi air pada suhu ruang lalu ganti air rendaman beberapa kali dengan air yang lebih hangat hingga ASI mencair. Perubahan suhu yang bertahap berguna untuk menjaga kandungan ASI. ASI yang sudah dicairkan dan dihangatkan tapi belum diberikan ke bayi bisa disimpan kembali ke lemari es maksimal selama 4 jam saja.
Selain menggunakan wadah yang berisi air hangat, cara pencairan dan penghangatan yang lebih cepat dapat dilakukan dengan menggunakan bottle warmer. Jika menggunakan alat ini perhatikan cara kerjanya, pastikan perubahan suhu terjadi secara bertahap dan alat benar-benar telah diuji kepada ASI. Setelah ASI hangat, segera keluarkan dari warmer, aduk rata dan jangan dibiarkan untuk dihangatkan terus menerus.
ASI tidak boleh dipanaskan dengan microwave atau dipanaskan di atas kompor (direbus). Kedua cara ini dapat mengubah kandungan ASI dan juga dapat menimbulkan bintik panas di dalam ASI yang dapat menimbulkan luka bakar pada mulut dan kerongkongan bayi.
Sebenarnya tidak ada keharusan untuk menghangatkan ASIP, biasanya hal ini dipengaruhi oleh kebiasan dalam suatu keluarga. Bayi juga akan menunjukkan kesukaannya sendiri terhadap suhu ASI hangat atau dingin. Penelitian menunjukkan bahwa temperatur ASI yang diberikan tidak mempengaruhi pengosongan lambung bayi.
Buang ASI yang tersisa setelah diberikan pada bayi, jangan berikan pada bayi di waktu minum berikutnya dan jangan menyimpannya kembali ke lemari pendingin atau dihangatkan lagi. Jika ASI sering sisa maka ambil ASI dari wadahnya untuk dihangatkan seperlunya saja, lalu simpan kembali sisanya di lemari pendingin, bukan di frezeer.
Sebaiknya berikan ASI dengan menggunakan sendok kecil sesuap demi sesuap.